(Raja ganas yang kesepian)

Seorang penulis barat, H.G. Wells menulis tentang Ashoka, "Dalam sejarah dunia, ada ribuan raja dan kaisar yamg menyebut diri mereka sebagai 'Yang Agung', 'Yang Mulia' dan sebagainya. Mereka bersinar, namun kemudian cepat menghilang setelah eranya berakhir. Tetapi Ashoka tetap bersinar dan cemerlang seperti cemerlangnya sebuah bintang, bahkan sampai hari ini"
Setelah kematian Ashoka, Kekaisaran Mauryan perlahan-lahan surut, terpecah menjadi kekaisaran-kekaisaran yang lebih kecil.
2. William Normandy
(Penaklukan yang mengubah wajah Inggris)

William Normandy, atau William I, adalah Raja Inggris yang dijuluki "William sang Penakluk". Ia menguasai tanah Inggris, meski sebenarnya ia adalah Duke of Normandy (bangsawan dari Normandia).
Untuk mengklaim mahkota Inggris, William menyerang Inggris pada tahun 1066 dengan pasukan Normandia, Breton, Flemish, dan Perancis, yang dikenal dengan peristiwa Pertempuran Hastings. Penaklukan Inggris menjadi sejarah penting bagi negeri itu karena beberapa alasan. Di bawah kekuasaan bangsa Normandia, Inggris menjadi sebuah negara yang bersatu untuk pertama kalinya sejak perginya bangsa Romawi. Mereka berhasil pula menyatukan Wales dan Irlandia ke dalam wilayah Inggris. Inggris yang sebelumnya dikuasai oleh penguasa asli berubah menjadi monarki, kekuasaan berada di tangan bangsawan (aristokrat), undang-undang pengadilan dan penggunaan bahasa Prencis menggeser bahasa Inggris. Hal ini pada gilirannya membawa transfotmasi bagi bahasa dan budaya Inggris secara keseluruhan.
3. Sultan Saladin
(Sepak terjang sang pembebas)

Pertempuran terbesar yang pernah dilakukannya adalah pertempuran Hattin. Ketika itu, pasukan Muslim pimpinannya menyerbu Yerusalem. Nama Saladin harum seantero dunia hingga kini. Bukan hanya kalangan Muslim, kalangan non-Muslim juga sangat menghormatinya. Satu hal yang dicatat dalam buku-buku sejarah : ketika pasukan Salib membunuh semua Muslim yang ditemui saat mereka menaklukan Yerusalem, Saladin justru memberikan amnesti dan kebebasan bagi kaum Katolik Roma saat ia menaklukan Yerusalem.
4. Oda Nobunaga
(Sang pemersatu Jepang)

Nobunaga diingat oleh masyarakat Jepang sebagai salah satu tokoh paling brutal selama periode Sengoku. Tahun 1568, Nobunaga telah menaklukan tiga wilayah di Provinsi Aichi dan Shizuoka dalam pertempuran besar Okehazama dan menguasai Kyoto. Sejak kemenangannya ini, pengaruh Nobunaga semakin kuat. Ia mendapat dukungan yang banyak, namun seiring itu pula tak sedikit yang memusuhinya. Samurai dari Timur, Takeda Shingen dan Uesugi Kenshin menjadi tokoh yang memusuhinya. Namun, tahun 1573 Oda Nobunaga tak tertahankan untuk mempersatukan Jepang dengan menghancurkan pemerintahan Muromachi. Sayang, tak lama setelah itu, salah satu pengikutnya, Akechi Mutshuhide melakukan pengkhianatan dengan memaksa Nobunaga melakukan harakiri.
5. Hernan Cortes
(Demi petualang dan kejayaan)

Hernan Cortes memiliki pembawaan yang serampangan. Ia tamak dan ambisius. Ia juga sombong dan kejam. Namun pada sisi lain, ia berhasil berbaur dengan warga pribumi, yang menjadikannya berbeda dengan para CONQUISTADOR lainnya. Hal itu dibuktikan ketika betempur dengan Indian Tlaxcalan, yang setelah pertempuran justru mendukung tindakan Cortes.
Tindakan Cortes, jika memakai logika saat ini, tentu tak bisa dibenarkan. Namun untuk zamannya, apa yang dilakukannya semata untuk negara dan agamanya. Seperti yang telah banyak ditulis, negara-negara Eropa gencar mencari wilayah baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akan rempah-rempah, terutama Spanyol dan Portugis. Di samping untuk kebutuhan itu, mereka pun sekaligus melaksanakan misi gereja. Dan tentu saja, petualangan.
6. Napoleon Bonaparte
(Dari Korsika ke Eropa)

Di puncak kejayaannya, Napoleon Bonaparte menguasai hampir seluruh daratan Eropa, baik dengan jalan diplomasi maupun peperangan. Negara-negara yang dikuasainya antara lain adalah Belanda, Spanyol, dan Swedia. Bahkan saudara-saudaranya dijadikan raja disana. Juga sebagian besar wilayah Italia yang direbut dari Austria dan Polandia.
Sayang, di akhir karirnya Napoleon melakukan kesalahan fatal dengan menyerbu Rusia (1812). Perlahan kekuatannya surut, hingga akhirnya mengalami kekalahan di Waterloo, 1815. Napoleon membuat perubahan berarti yang hingga kejatuhannya masih lestari. Antara lain sistem kemiliteran dan hukum pemerintahan.
Sumber : My First Cartoonal EncyclopeBEE, Great People : The King and Conqueror, Pustaka Lebah
0 komentar:
Posting Komentar